Minggu, 26 Juni 2011

geologi ponorogo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kabupaten Ponorogo di dalam peta Indonesia hanyalah seberkas noktah di antara ribuan titik-titik. Namun dalam dunia kepariwisataan di Indonesia, Kabupaten Ponorogo menempati ruang khusus karena potensi kepariwisataannya yang menonjol. Kabupaten Ponorogo adalah salah satu dari sekian banyak kabupaten yang terletak di bagian barat propinsi Jawa Timur.

Mengenai aksebilitas dan mobilitas yang ada di Kabupaten Ponorogo adalah tersedianya jalan yang baik serta alat transportasi umum yang cukup memadai. Seiring dengan makin meningkatnya pembangunan nasional di Kabupaten Ponorogo senantiasa selalu terjadi perbaikan dan pembangunan baik jalan negara, propinsi maupun jalan kabupaten yang ada. Panjang jalan yang yang sudah diaspal untuk jalan negara sepanjang 8,00 km, jalan propinsi sepanjang 86,58 km dan jalan kabupaten sepanjang 601,73 km. Untuk jalan yang masih dalam kondisi makadam (kerikil), jalan daerah yang ada sepanjang 187,22 km serta jalan tanah sepanjang 42,57 km.

1.2 Dasar Teori

Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.

Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.

Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya.

Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.

1) Berdasarkan sifat

Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :

Ø Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut ter barukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).

Ø Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya: minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.

Ø Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan energi laut.

2) Berdasarkan potensi

Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.

Ø Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.

Ø Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain.

Ø Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.

3) Berdasarkan jenis

Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :

Ø Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.

Ø Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.

1.3 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

a. Untuk memenuhi tugas Geologi Indonesia.

b. Memberitahukan tentang kabupaten Ponorogo kepada para pembaca makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kabupaten Ponorogo

Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Timur yang kini sedang mengalami pembangunan guna menjadikan suatu kabupaten yang mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya. Kabupaten Ponorogo berada pada posisi 200 km sebelah barat daya ibu kota provinsi Jawa Timur yaitu Surabaya, dan 800 km dengan ibu kota Negara Indonesia, Jakarta. Luas wilayah kabupaten Ponorogo yaitu 1.371,78 km2 yang berada di antara 111o7’-111o52’ Bujur Timur dan 7o49’-8o20’ Lintang Selatan, dan batas wilayahnya sebagai berikut :

Utara :Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk.

Timur :Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Trenggalek.

Barat daya : Kabupaten Pacitan.

Barat : Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah).

Kabupaten Ponorogo mempunyai luas wilayah 1.371,78 km² yang terletak antara 111°17’ - 111°52’ Bujur Timur dan 7°49’ - 8°20’ Lintang Selatan dengan ketinggian antara 92 – 2.563 meter diatas permukaan laut. Setengah dari luas wilayah kabupaten Ponorogo berupa dataran rendah, dan sisanya merupakan dataran tinggi dan pegunungan yang memiliki banyak sumber mata air.

2.2 Kondisi Iklim dan Topografis

Kondisi iklim di Kabupaten Ponorogo memilki temperature pada dataran tinggi berkisar antara 18˚C sampai dengan 26 ˚C , sedangkan di daratan rendah adalah 27 ˚C sampai dengan 31 ˚C . Menurut klasifikasi iklim Kabupaten Ponorogo termasuk dalam klasifikasi iklim Koppen A, tidak termasuk dalam iklim Af dikarenakan memiliki curah hujan pada bulan kering kurang dari 60 mm, yaitu 0 mm sehingga iklim di Kabupaten Ponorogo termasuk dalam iklim Am atau Aw yaitu memilki iklim tropis, basah dan kering. Intensitas curah hujan yang turun di kabupaten ponorgo tergolong tinggi.

Kondisi topografi Kabupaten Ponorogo bervariasi mulai daratan rendah sampai pegunungan dengan ketinggian antara 92 s/d 2563 meter DPL. Berdasarkan data yang ada, sebagai besar wilayah kabupaten ponorogo yaitu 58,79 %-nya terletak di antara 100m s/d 500m dengan rata-rata berkisar curah hujan 2.250 mm/tahun.

Hal ini berarti secara topografis dan klimatologis, Kabupaten Ponorogo merupakan daratan rendah dengan iklim tropis yang mengalami dua musim kemarau dan musim penghujan dengan suhu udara berkisar antara 18˚ s/d 31˚ Celcius. Oleh karena itu secara spesifik Kabupaten Ponorogo merupakan daerah agraris dengan beberapa potensi sumber daya alam lain yang mendukung terhadap usaha pertanian. Areal kedua adalah wilayah ketinggian antara 500 m s/d 1000 m yang secara topografi merupakan daerah perkebunan yang potensi untuk pengembangan tanaman buah-buahan yang bernilai ekonomis tinggi, dengan beberapa komoditi seperti jeruk keprok, durian dan manggis.

2.3 Sumber Daya Alam

Batuan

Ø Batu gamping digunakan sebagai bahan mentah semen, karbit, bahan pemutih dalam pembuatan soda abu, penetral keasaman tanah, bahan pupuk, industri keramik, bahan bangunan.

Ø Batu Tras digunakan sebagai bahan pembuatan semen trass kapur untuk batu cetak (batako) , dan campuran pembuatan beton.

Ø Batu kaolin digunakan Untuk industri keramik, kertas, cat, kosmetik dan farmasi, bahan pembuatan karet / pestisida dll

Ø Feldspar digunakan sebagai fluk dalam industri keramik, gelas dan kaca.

Ø Bentonit digunakan sebagai bahan Lumpur pemboran, pencegah kebocoran pada bangunan sipil basah, campuran pembuatan cat, lateks dan tinta cetak, bahan penyerap, zat perekat, pellet makanan ternak.

2.4 Potensi Bencana

1) Tanah longsor

Ø Pengertian Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar kemungkinan terjadi longsor. Semua material bumi pada lereng memiliki sebuah "sudut keseimbangan" atau sudut di mana material ini akan tetap stabil. Bebatuan kering akan tetap di tempatnya hingga kemiringan 30 derajat, akan tetapi apabila terjadi hujan sehingga tanah / bebatuan itu basah maka terjadilah ketidakstabilan struktur tanah tersebut dan akibatnya akan meluncur menjadi longsoran.

Ø Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah

ü Hujan lebat yang turun sebelumnya yang berlangsung lama menyebabkan tanah jenuh air.

ü Kemiringan lereng yang terjal (> 40°).

ü Sifat fisik tanah lapukan yang tebal, lunak, sarang, mudah hancur dan luruh bila terkena air.

ü Terdapatnya bidang gelincir gerakan tanah berupa batu lempung yang bersifat kedap air.

ü Kurangnya tanaman keras berakar dalam di lereng bagian atas sehingga tidak mampu mengikat tanah dan menyimpan air.

Ø Mekanisme terjadinya gerakan tanah

Mekanisme terjadi gerakan tanah di daerah pemeriksaan adalah diawali dengan datangnya hujan lebat, air hujan masuk melalui tanah yang bersifat sarang menyebabkan tanah menjadi jenuh air sehingga kuat gesernya menurun dan bobot masa tanah bertambah, karena kemiringan lerengnya sangat terjal ( > 40°), maka lereng menjadi tidak stabil. Air yang masuk kedalam tanah selanjutnya tertahan pada lapisan batu lempung yang kedap air yang merupakan batuan dasar di daerah ini. Lapisan batu lempung ini berfungsi sebagai bidang gelincir, massa tanah yang berada di atasnya menjadi labil, dengan kemiringan lereng yang terjal.

Ø Contoh

ü Kecamatan Slahung

ü Kecamatan Bungkal

ü Kecamatan Ngrayun

ü Kecamatan Sawoo

ü Kecamatan Sambit

ü Kecamatan Badegan

ü Kecamatan Sooko

ü Kecamatan Mlarak

ü Kecamatan Pulung

ü Kecamatan Ngebel

2) Banjir

Ø Pengertian Banjir

Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun yang rendah.

Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.

Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga air pun semakin banyak memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau sungai dan saluran air itu tersumbat oleh sampah dan kotoran, maka banjir bisa terjadi.

Ø Faktor-faktor Terjadinya Banjir

ü Banyaknya tumpukan sampah

ü Penebangan hutan

ü Banjir kiriman

ü Perubahan lingkungan

ü Bertumpuknya sampah pada saluran air.

Ø Cara Mencegah Terjadinya Banjir

ü Buang sampah pada tempatnya

ü Menanami pohon dan rumput di halaman rumah

ü Rajin membersihkan selokan depan rumah.

Ø Contoh Daerah Ponorogo yang Sering Mengalami Banjir

ü Di daerah Kecamatan Siman

ü Di daerah Kecamatan Jabung

ü Di daerah Kecamatan Jetis

ü Di daerah Kecamatan Mlarak.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Timur. Kabupaten Ponorogo berada pada posisi 200 km sebelah barat daya ibu kota provinsi Jawa Timur yaitu Surabaya, dan 800 km dengan ibu kota Negara Indonesia, Jakarta. Luas wilayah kabupaten Ponorogo yaitu 1.371,78 km2.

Sumber daya alam geologi yang ada di daerah kabupaten Ponorogo salah satunya adalah jenis batuan dan potensi bencananya adalah tanah longsor dan banjir. Tanah longsor biasanya terjadi di perbatasan Ponorogo dengan Pacitan dan kecamatan Bungkal dengan kecamatan Ngrayun sedangkan banjir sering terjadi di daerah kecamatan Jetis, Jabung, Mlarak dan Siman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar