Minggu, 13 Juni 2010

Tugas UAS Kosmografi Geo'D

GALAKSI

Pengertian Galaksi

Ada 2 pengertian galaksi, yaitu :

  1. Galaksi adalah sebuah system yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang, gas dan debu kosmik medium antarbintang dan kemungkinan substansi hipotesis yang dikenal dengan materi gelap.
  2. Galaksi adalah kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya bermilyar-milyar. Karena jauhnya dari kita maka seolah-olah tampak sebagai kabut atau awan.

Menurut bentuknya galaksi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

1.Galaksi spiral

Galaksi spiral atau bentuk S ini tampak seperti pusaran api raksasa. Jumlahnya ± 80% dari seluruh jumlah galaksi yang telah dikenal. Pada galaksi spiral, jumlah bintang lebih banyak menumpuk di pusat galaksi sedangkan pada “tangan-tangannya” jumlah bintangnya biasanya tidak terlalu banyak. Tangan-tangan galaksi spiral biasanya lebih banyak terdiri dari gumpalan-gumpalan gas serta debu kosmis yang merupakan bahan untuk membentuk bintang-bintang baru dan tangan-tangan galaksi spiral ini biasanya dominan berwarna biru terang atau ungu terang. Warna ini menunjukkan sedang terjadi pembentukan banyak bintang-bintang baru. Galaksi spiral, mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

§ Mempunyai inti atau pusat yang berbentuk roda atau batang.

§ Mempunyai selubung bulat yang membungkus pusat yang terdiri dari bintang dan gugus bintang.

§ Mempunyai lengan spiral yang mengelilingi pusat daerah khatulistiwa.

2. Galaksi ellips

Galaksi ellips atau bentuk E ini, jumlahnya ± 17% dari seluruh galaksi yang dikenal. Galaksi yang berbentuk elip tidak memiliki banyak gas, ini berarti mereka jarang membentuk bintang-bintang baru. Galaksi ini ada yang berbentuk bulat, ada juga yang berbentuk lonjong sampai menyerupai lensa. Galaksi jenis ini umumnya berwarna agak merah yang berarti bintang-bintang yang ada di dalamnya umumnya terdiri dari bintang-bintang yang berumur tua. Pada jenis galaksi ini tidak ada satu galaksi pun yang nampak tanpa teropong. Bagian-bagian dari galaksi ellips adalah :

    • Pusat roda.
    • Selubung yang membungkus pusat.

3.Tak beraturan

Galaksi yang berbentuk tak beraturan (TB) umumnya berukuran lebih kecil dibanding galaksi spiral dan elips. Galaksi tak beraturan ini jumlahnya lebih dari 3%. Galaksi ini nampak sebagai gumpalan atau onggokan bintang yang semakin menebaldan sebagian semakin menipis. Batas tepinya kurang jelas. Contoh dari galaksi ini adalah Galaksi Magelhaen besar dan Galaksi Magelhaen kecil.

Teori Terbentuknya Galaksi

  1. Hipotesis Fowler

Menurut Fowler, 12000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah sepeti sekarang ini, bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar yang bentuknya berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya ia mengadakan kontraksi. Pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang itupun semakin turun temperaturnya setelah berpuluh-puluh ribu tahun. Ia mempunyai bentuk yang dikatakan tetap, seperti halnya matahari, hipotesis itu diyakinkan oleh suatu observasi yang ditujukan pada pusat galaksi, tempat dilahirkannya bintang baru, baik secara perlahan-lahan maupn secara eksplosif.

  1. Teori Nebula

Teori Nebula yaitu teori yang menyatakan bahwa tatasurya terbentuk dari awan panas atau kabut gas yang panas. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre Simon (1796). Menurut Kant kabut tersebut berputar lambat dan memadat karena adanya gaya tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagiannya terbentuklah pada pusatnya sebuah inti besar matahari dan sekelilingnya inti-inti kecil dari planet-planet. Menurut Laplace, susunan matahari berasal dari kabut pijar dan merupakan bagian besar yang berputar makin cepat, dan karena proses pendinginan, maka kabut bagian luar terpisah membentuk petang gelap kabut yang akhirnya membentuk planet-planet dengan benda-benda yang mengelilinginya berupa satelit.

  1. Teori Planetesimal

Teori planetesimal dikemukakan oleh Thomas Chrowder Chamberlin. Ia mengemukakan pada teori planetesimal pada kabut-kabut terdapat zat-zat yang kecil-kecil dan dingin yang dinamai planetesimal (gumpalan benda dan gas). Planetesimal ini bergerak dengan lintasan bebas, sehingga terjadilah penumpukan planetisimal yang lebih besar dan lebih mapat. Kemudian planetesimal yang lebih besar menarik planetesimal yang lebih kecil dan lambat laun menjadi lebih besar. Planetesimal yang terbesar terletak di pusat kabut pilin menjadi matahari. Di sekeliling matahari terdapat inti-inti yang lebih kecil yang kemudian menjadi planet dan satelit-satelitnya.

  1. Teori Tidal

Menurut teori ini planet merupakan percikan matahari dan percikan ini disebut tidal. Karena pada masa lalu matahari mempunyai pasangan sebuah bintang yang kemudian meledak dan sejumlah partikelnya terlempar keluar angkasa, dari ledakan tersebut awan gas tertinggal oleh gaya tarik-menarik matahari, awan gas itu ditarik mendekati kepadanya dan kemudian berubah menjadi planet-planet.

Ahli-ahli Astronomi

  1. Anaximander (610-546 sM) - Seorang ilmuwan Yunani yang sering disebut sebagai "Bapak Ilmu Astronomi". Ia menganggap bentuk Bumi sebagai silinder dan angkasa berputar tiap hari mengelilinginya.
  2. Aristoteles (384-322 sM) - Seorang ilmuwan Yunani yang percaya bahwa Matahari, Bulan dan planet-planet mengitari Bumi pada permukaan serangkaian bola angkasa yang rumit. Ia mengetahui bahwa Bumi dan Bulan berbentuk bola dan bahwa bulan bersinar dengan memantulkan cahaya Matahari, tetapi ia tak percaya bahwa Bumi bergerak dalam Antariksa ataupun bergerak dalam porosnya.
  3. Copernicus, Nicolaus (1473-1543) - Seorang ahli astronomi Polandia yang mencetuskan pandangan bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta sebagaimana pandangan umum pada masanya, melainkan mengitari Matahari seperti planet lainnya. Pola berani ini disajikan dalam bukunya Mengenai Perkisaran Bola-Bola Angkasa yang terbit ditahun wafatnya. Polanya itu lebih memudahkan penjelasan tentang gerakan planet sesuai pengamatan. teorinya didukung oleh pengamatan Galileo dan dibenarkan oleh perhitungan Johannes Kepler.
  4. Galileo Galilei (1564-1642) - Seorang ilmuwan Italia yang menciptakan revolusi dalam astronomi dengan pengamatan perintisnya di angkasa. Dalam tahun 1609, Galileo mendengar mengenai penciptaan teleskop dan membuat satu bagi dirinya. Dengan itu ia menemukan kawah-kawah bulan, melihat bahwa Venus menunjukkan fase-fase sambil ia mengitari Matahari dan menemukan bahwa Jupiter memiliki empat buah Bulan.


  1. Kant, Immanuel (1724-1804) - Seorang filsuf Jerman yang pada tahun 1755 mengajukan cikal-bakal teori modern tentang tata surya. Kant percaya bahwa planet-planet tumbuh dari sebuah cakram materi di sekeliling Matahari, sebuah gagasan yang kemudian dikembangkan oleh Marquis de Laplace. Kant juga berpendapat bahwa nebula suram yang terlihat di antariksa adalah galaksi tersendiri seperti galaksi Bima Sakti kita. Pendapat tersebut kini telah terbukti kebenarannya.
  2. Kepler, Johannes (1571-1630) - Seorang ahli matematika dan ahli Astronomi Jerman yang menemukan ketiga hukum dasar pergerakan planet. Pertama, dan yang terpenting, ia di tahun 1609 menunjukkan bahwa planet bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit eliptik, bukannya dalam kombinasi lingkaran-lingkaran sebagaimana diperkirakan sebelumnya. Ia menunjukkan pula bahwa kecepatan planet berubah sepanjang orbitnya, lebih cepat bila lebih dekat dengan Matahari dan lebih lambat bila jauh. Di tahun 1619 ia menunjukkan bahwa jangka waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit berkaitan dengan rata-rata jaraknya dari matahari. Untuk perhitungannya, Kepler menggunakan pengamatan Tycho Brahe.
  3. Pierre Simon Laplace

Laplace, Pierre Simon, Marquis de (1749-1827) - Seorang ahli matematika Prancis yang mengembangkan teori asal mula tata surya yang digagas oleh Immanuel Kant. Di tahun 1796, Laplace melukiskan bagaimana cincin-cincin materi yang terlempar dari Matahari dapat memadat menjadi planet-planet. Perincian teori tersebut telah ditinjau kembali, tetapi pada pokoknya tidak berbeda dengan teori-teori modern mengenai awal-mula terjadinya tata surya.


  1. Newton, Sir Isaac

Newton, Sir Isaac (1642-1727) - Seorang ilmuwan Inggris yang melalui hukum-hukum gravitasinya membantu menerangkan mengapa planet mengitari Matahari. Johannes Kepler juga menghitung hal ini dengan hukumnya mengenai gerakan planet. Newton juga memberi sumbangan penting kepada astronomi pengamatan dengan penelitiannya mengenai cahaya dan optika. Di tahun 1668 ia membangun teleskop pemantul (reflektor) yang pertama di dunia.

  1. Ptolomeus (abad ke-2 M) - Seorang ilmuwan Yunani yang menyusun gambaran baku mengenai Alam semesta yang dipakai oleh para ahli astronomi hingga jaman Renaissance. Menurut Ptolomeus, Matahari, Bulan, dan planet-planet beredar mengelilingi Bumi dengan suatu sistem yang rumit. Teori ini akhirnya ditentang dan dibuktikan kesalahannya oleh pandangan Copernicus. Ptolomeus menulis ensiklopedi besar astronomi Yunani yang disebut Almagest.
  2. Pythagoras (abad ke-6 sM) - Seorang ilmuwan Yunani yang diketahui sebagai yang pertama kalinya mencetuskan gagasan bahwa Bumi berbentuk bola. Ia percaya bahwa Bumi terletak di pusat alam semesta dan benda-benda angkasa lain beredar mengelilingi Bumi.
  3. Schmidt, Marteen (1929-....) - Seorang ahli astronomi Amerika yang menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam semesta. Di tahun 1963 ia mula-mula mengukur pergeseran merah dari kuasar C 273 yang ternyata begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia seharusnya terletak jauh diluar galaksi kita.

BENDA LANGIT

  1. Komet

Komet adalah salah satu anggota tata surya yang berbentuk materi beku yang pada umumnya terdiri dari air, karbon monoksida, methanol, ammonia, dan metana yang bercampur dengan debu. Komet mengedari matahari dengan garis lintasan yang sangat lonjong dengan periode waktu tertentu. Pada saat komet mendekati matahari, materi beku tersebut akan menyublim dan membentuk kabut gas dan debu yang disebut dengan koma atau rambut. Karena adanya pengaruh angina matahari, maka gas dari koma membentuk ekor yang selalu menuju ke arah yang berlawanan dengan arah matahari, sehingga komet disebut juga dengan bintang berekor. Koma mempunyai garis tengah sampai 100.000 km dengan panjang ekor antara 10 – 100 juta km.

  1. Asteroid

Asteroid disebut juga sebagai planet minor yaitu sekumpulan benda angkasa yang berukuran kecil dengan bentuk yang tidak beraturan yang mengedari matahari. Orbit asteroid pada umumnya berada di antara planet Mars dan Jupiter. Beberapa asteroid memiliki orbit yang menyimpang sehingga dapat memotong orbit bumi.

Salah satu teori menyebutkan bahwa asteroid adalah bongkahan benda-benda angkasa yang tidak pernah berkumpul menyatu dalam bentuk sebuah planet. Gaya tarik Jupiter konon telah menghalangi kemungkinan bersatunya asteroid dalam bentuk yang utuh. Asteroid punya bentuk yang tidak seragam, bisa bulat, lonjong, bahkan tidak beraturan. Dimensinya ada yang kecil, menengah dan besar. Namun, sebesar-besarnya asteroid masih jauh lebih kecil daripada bulan dan planet.

  1. Meteorid

Meteorid adalah gumpalan batu atau logam yang berhasil menembus atmosfir bumi. Sebagian meteorid diperkirakan adalah sisa-sisa material dari komet atau asteroid. Sebagian lainnya diperkirakan berasal dari planet lain, seperti bulan dan Mars. Sebuah meteorid biasanya menghantam permukaan bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga membentuk sebuah kawah yang biasanya disebut dengan kawah meteorid.

  1. Planet

Planet adalah benda langit padat yang beredar pada jarak tertentu dan tetap mengelilingi matahari. Planet berbentuk bulat dan berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuknya yang bulat seperti bola. Garis edar planet tidak boleh bersinggungan dengan garis edar planet lain. Planet tidak bias menghasilkan cahaya sendiri tetapi planet hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari bintang atau matahari.

Planet ada 2 yaitu planet luar dan planet dalam.

1) Planet luar adalah planet yang garis edarnya berada di luar garis edar asteroid yaitu : Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.

2) Planet dalam adalah planet yang garis edarnya berada diantara matahari dan asteroid yaitu : Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.

1. Merkurius

2. Venus

3. Bumi

4. Mars

5. Jupiter

6. Saturnus

7. Uranus

8. Neptunus

TATA KOORDINAT

Tata koordinat ada tiga macam, yaitu :

  1. Tata Koordinat Horizon

Disebut tata koordinat horizon karena menggunakan horizon sebagai dasar untuk menentukan kedudukan benda angkasa. Tata koordinat horison hanya dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran HORISON pada permukaan bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.

b. Tata koordinat ekuator
Disebut koordinat ekuator karena sebagian busur equator dihitung dari lingkaran pertama berlawanan dengan arah gerakan edaran harian matahari sampai dengan proyeksi benda angkasa tersebut di ekuator. Tata koordinat ekuator sering digunakan dalam astronomi. System koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skala waktu relatif panjang. Dalam membahas tata koordinat langit, setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan sebagai bola langit. Setiap lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi dua bagian yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan lingkaran lainnya disebut lingkaran kecil.

c. Tata koordinat ekliptika
Disebut koordinat ekliptika karena lintasan edar tahunan bumi mengelilingi matahari selama satu tahun. Seandainya bumi dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui oleh benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan matahari berada pada titik pusat elips tersebut.

ekliptikaALAT-ALAT ASTRONOMI PLANETARIUM DAN BOSSCHA

Alat-alat Astronomi

  1. Teleskop
  2. Komputer
  3. Kalkulator
  4. Observatorium
  5. Observatorium luar angkasa
Alat-Alat Planetarium

1. Proyektor Universarium Model VIII
Proyektor Universarium Model VIII, bahan layar kubah diganti dengan yang baru dan garis tengahnya menjadi 22 meter. Bentuk proyektor ini sekilas mirip bola lampu disko, namun bedanya proyektor ini menembakkan gambar-gambar ke atas kubah sehingga membentuk tampilan gambar seperti 3 dimensi.



2. Teleskop

Teleskop adalah alat utama yang ada dalam bidang astronomi yang digunakan untuk mengumpulkan cahaya benda langit sehingga benda-benda langit yang jaraknya jauh akan tampak lebih dekat, lebih jelas, dan lebih besar.




Alat-alat Bosscha

1.Teleskop Refraktor Ganda Zeiss





Teleskop ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, mengamati planet, mengamati oposisi planet Mars, Saturnus, Jupiter, dan untuk mengamati citra detail komet terang serta benda langit lainnya. Teleskop ini mempunyai 2 lensa objektif dengan diameter masing-masing lensa 60 cm, dengan titik api atau fokusnya adalah 10,7 meter.

2. Teleskop Schmidt Bima Sakti

Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroid, supernova, Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit. Diameter lensa 71,12 cm. Diameter lensa koreksi biconcaf-biconfex 50 cm. Titik api/fokus 2,5 meter. Juga dilengkapi dengan prisma pembias dengan sudut prima 6,10, untuk memperoleh spektrum bintang. Dispersi prisma ini pada H-gamma 312A tiap malam. Alat bantu extra-telescope adalah Wedge Sensitometer, untuk menera kehitaman skala terang bintang , dan alat perekam film

3. Teleskop Refraktor Bamberg

Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala jarak, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, pengamatan matahari, dan untuk mengamati benda langit lainnya. Dilengkapi dengan fotoelektrik-fotometer untuk mendapatkan skala terang bintang dari intensitas cahaya listrik yang di timbulkan. Diameter lensa 37 cm. Titik api atau fokus 7 meter.

4. Teleskop Cassegrain GOTO

Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrum bintang. Dilengakapi dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer.

5. Teleskop Refraktor Unitron

Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal, pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari, dan pemotretan bintik matahari serta pengamatan benda-benda langit lain. Dengan Diameter lensa 13 cm, dan fokus 87 cm.


Teleskop Kepler Temukan Lima Planet Baru

Teleskop Kepler milik NASA menemukan lima exoplanet baru. Exoplanet adalah planet yang mengorbit bintang selain matahari di luar sistem tata surya. NASA menyebutkan, kelima exoplanet yang ditemukan tersebut kemudian diberi kode Kepler 4b, 5b, 6b, 7b dan 8b. Menurut NASA, ditemukannya planet-planet tersebut agaknya menjadi pembenaran bahwa teleskop Kepler merupakan perangkat yang canggih untuk menemukan planet lain yang mirip Bumi. NASA pun optimis teleskop tersebut bisa mencapai target yang ingin dicapai dalam bidang sains. Misi Kepler NASA yang dimulai pada 6 Maret tahun lalu dirancang untuk meneliti lebih dari 150.000 bintang guna menemukan planet serupa matahari. Dalam pernyataannya kepada publik seperti dikutip dari CNet, Selasa (5/1/2010) NASA menjelaskan bahwa misi Kepler pada akhirnya memiliki tujuan untuk menentukan apakah kita benar-benar ‘sendiri’ di galaksi ini. “Kami memperkirakan, planet-planet seukuran Jupiter tersebut menjadi planet pertama yang terdeteksi oleh Kepler. Kita hanya tinggal menunggu waktu hingga Kepler menemukan planet lain yang lebih kecil dengan periode orbit yang lebih lama. Hal itu akan membawa kita semakin mendekati penemuan planet mirip Bumi,” kata kepala astrofisika NASA Jon Morse.

Lima planet disebut yang kemudian dinamakan sebagai ‘hot Jupiter’ tersebut rata-rata memiliki ukuran sebesar Neptunus atau lebih besar dari Jupiter. Waktu orbit mereka berkisar antara 3,3 hari sampai 4,9 hari. Temperatur suhu planet mencapai sekira 26.000 derajat Fahrenheit, cukup panas untuk melelehkan timah atau besi. Itu artinya, kelima planet tidak mungkin ditinggali manusia karena suhunya terlalu panas. Kepler merupakan salah satu perangkat canggih NASA untuk mengidentifikasi planet. Perangkat tersebut mencari planet dengan mengukur tingkat kecerahan cahaya yang dipantulkan sebuah bintang. Kepler akan terus menjalankan misinya mencari planet hingga November 2012. NASA sangat optimis, Kepler hanya akan memerlukan waktu kurang dari tiga tahun untuk menemukan planet-planet serupa Bumi

Sumber : ESO








AHLI ASTRONOMI TEMUKAN PANET TERPANAS ATAU PLANET NERAKA

Para astronom menyatakan telah menemukan sebuah planet yang memiliki jarak 200 tahun cahaya dari bumi dengan pembawaan panas hingga 700 derajat celsius. Saking panasnya, para astronom menyebut planet ini sebagai planet neraka. Pasalnya, dalam hitungan jam, planet tersebut akan mengeluarkan hawa panas hingga 700 derajat celsius, atau sekira 1.300 derajat fahrenheit, lebih panas saat ia berada di posisi dekat dengan matahari.

Planet dengan nama HD80606b memiliki hawa 700 derajat celsius lebih panas dari matahari

Astronom NASA mengaku telah mengumpulkan pencitraan planet tersebut melalui teleskop Spitzer. Satu gambar memperlihatkan adanya garis biru di sisi paling gelap planet tersebut. Sedangkan di sisi sebaliknya, planet tersebut memunculkan warna merah yang semakin menyala.

“Kami menamai planet ini sebagai HD80606b, sebuah planet seperti bola raksasa yang terbentuk dari sekumpulan gas dengan massa berukuran empat kali lipat lebih besar dari planet paling besar yang ada di tata surya kita, Jupiter,” ujar ketua tim peneliti dari Universitas California Gregory Laughlin, seperti dikutip melalui AFP, Kamis (29/1/2009).

Lebih lanjut Laughlin mengatakan, saat mengitari luar tata surya, HD80606b dapat menghasilkan panas hingga 1,227 derajat celsius, lebih panas dari luapan larva yang berasal dari letusan gunung berapi.

Hawa panas dari planet tersebut dapat mengakibatkan atmosfir bumi menjadi lebih panas dan bahkan sampai menciptakan angin kencang, yang dapat bergerak sepanjang tiga mil per detik, dari siang hingga malam hari.

Ilmuwan memprediksi, HD80606b dapat berputar dalam orbit matahari setiap 114 hari sekali.

TELAH DITEMUKAN, PLANET BESAR DENGAN ARAH JALAN TERBALIK

Sebuah planet yang besarnya dua kali Jupiter ditemukan. Yang unik, planet ini tak sama dengan planet lainnya, ia bergerak dalam arah yang salah!. Planet yang dinamai WASP-17 ditemukan para pemburu planet Inggris mengorbit sebuah bintang yang jaraknya 1000 tahun cahaya. Sama seperti planet lainnya, WASP-17 juga terbentuk dari awan gas yang sama yang membentuk bintang, karena itu diharapkan ia akan bergerak pada arah yang sama dengan putaran bintang. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

David Anderson dari Keele University dan Amaury Triaud dari Observatorium Geneva menemukan kalau si WASP-17 ini bergerak pada arah sebaliknya. Dan ini berarti WASP-17 merupakan planet pertama yang bergerak dalam orbit “retrograde”. Bagaimana mungkin? Tampaknya WASP-17 terlibat dalam tabrakan di area tersebut dengan sebuah planet di awal sejarah hidupnya.

Di masa awal sejarah hidupnya WASP-17 merupakan korban permainan bilyar planet yang kemudian terhempas masuk dalam orbit yang tidak biasa akibat pertemuannya dengan planet “saudara tuanya”. Kalau kata Shakespeare, “dua planet tak bisa mendiami orbit yang sama, seperti halnya tak mungkin ada dua raja di Inggris”. Dan WASP-17 memang membuktikan kalau kata-kata itu benar adanya.

Kisah-kisah awal mula pembentukan planet memang penuh dengan berbagai kejadian yang penuh kekerasan. Tabrakan dimana-mana, bahkan Bulan pun diyakini terbentuk saat planet sebesar Mars bertabrakan dengan Bumi yang baru saja terbentuk. Tabrakan yang diyakini melontarkan sejumlah awan reruntuhan ke angkasa dan reruntuhan inilah yang kemudian bersatu membentuk Bulan. Jadi tak heran kalau Sistem Keplanetan yang baru terbentuk merupakan tempat yang keras dan penuh kekejaman.

Kondisi awal yang penuh kekejaman inilah yang diperkirakan menyebabkan adanya umban gravitasi yang melontarkannya ke orbit sebaliknya ini.

Dalam pengamatan WASP-17, yang pertama kali menarik perhatian adalah ukurannya yang sangat besar. Dan meskipun massanya hanya 1,5 kali massa Jupiter, ukurannya justru mencapai 2 kali ukuran Jupiter sehingga WASP-17 jadi planet terbesar saat ini.

Sudah sejak lama para astronom bertanya-tanya mengapa sebagian exoplanet lebih besar dari yang diharapkan. Dan kehadiran WASP-17 diharapkan akan memberikan penjelasan. Berada pada orbit retrograde dan elips, WASP-17 memiliki pasang surut yang kuat. Pemampatan dan tarikan akibat pasag surut akan memanaskan planet gas raksasa ini ke kondisinya yang sekarang, menjadi benda raksasa yang menggembung.

Kerapatan planet ini hanya seperti ploystyrene yang mengembang (sejenis bahan termoplastik), atau sekitar 70 kali lebih kecil kerapatannya dari Bumi.

Penemuan WASP-17 memang tidak sekedar sebuah kesuksesan menemukan planet terbesar tapi ringan dengan orbit retrograde, namun ia bisa membawa kita pada pemahaman lebih lanjut akan pembentukan dan evolusi Tata Surya.

Sumber : Science and Technology Facility Council (STFC)


Telah Ditemukan 32 Exoplanet Baru, dan Temuan Berbagai Exoplanet Baru Lainnya

Kalangan pakar astronomi mengumumkan ditemukannya 32 planet baru di luar sistem tata surya kita. Ukuran planet-planet itu berbeda-beda berkisar sekitar lima kali massa bumi sampai lima kali ukuran planet Yupiter yakni planet terbesar dalam sistem tata surya kita. Planet-planet di luar sistem tata surya atau exoplanet itu ditemukan dengan menggunakan alat pencari velositas planet dengan akurasi sangat tinggi atau HARPS. Penemuan itu, yang disampaikan pada Konferensi Exoplanet di kota Porto, Portugal, meningkatkan jumlah exoplanet yang diketahui menjadi lebih dari 400.

Tiga puluh dua exoplanet kembali ditemukan oleh High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher atau HARPS, spektrograf untuk teleskop 3,6 meter miik ESO. HARPS saat ini, merupakan alat dengan tingkat presisi paling tinggi dalam menemukan sebuah dunia baru.

Hasil penemuan tersebut dipaparkan oleh Stéphane Udry dan rekan-rekannya dalam konferensi exoplanet ESO/CAUP di Porto. Hasil tersebut sekaligus juga meningkatkan jumlah planet bermassa rendah sebanyak 30%. Tak hanya itu, dalam 5 tahun terakhir HARPS telah berhasil menemukan 75 dari 400 exoplanet yang ada saat ini. Dan yang menarik ke-75 exoplanet yang ditemukan tersebut berasal dari 30 sistem keplanetan yang berbeda.

Tingkat presisi HARPS yang tinggi, memungkinkan pencarian planet bermassa Bumi yang dikenal sebagai planet super-Bumi dan planet serupa Neptunus. Dan kali ini, HARPS memfasilitasi penemuan 24 dari 28 planet dengan massa di bawah 20 massa Bumi. Sama halnya dengan planet super-Bumi ssebelumnya, sebagian besar planet yang berkandidat memiliki massa rendah berada dalam sistem multi planet dengan perkiraan sekitar 5 planet per sistem.

Pada tahun 1999, ESO memberi kesempatan untuk pembangunan spektograf resolusi tinggi yang disertai tingkat presisi sangat tinggi untuk teleskop 3,6 meter milik ESO di La Silla, Chile. Saat itu Michel Mayor dari Geneva Observatory memimpin konsorsium untuk membangun HARPS yang kemudian dipasang pada tahun 2003 dan dengan segera melaksanakan tugasnya mengukur gerak bolak balik bintang. Dalam pengamatannya HARPS mendeteksi perubahan kecil dalam kecepatan radial bintang – sampai pada gerak 3,5 km/jam-. Dan tentunya ia sangat berpotensi dalam pengamatan extrasolar planet.

Konsorsium HARPS sendiri diperkenankan untuk memiliki 100 malam pengamatan setiap tahunnya selama 5 tahun dan melakukan pengukuran kecepatan radial pada ratusan bintang yang diperkirakan memiliki sistem keplanetan. Hasil pengamatan HARPS tak hanya menemukan plnaet baru namun juga memberi gambaran baru akan keragamansistem keplanetan. Dengan demikian para astronom diharapkan dapat memahami pembentukan planet.

Tak bisa dipungkiri program tersebut berhasil sangat baik. Dengan HARPS, Michel Mayor dan timnya berhasil melakukan penemuan-penemuan hebat. Tahun 2004 Mayor dan tim menemukan planet super Bumi pertama (disekeliling µ Ara). Tahun 2006 ditemukan trio Neptunus di sekitar HD 69830. Tahun 2007 ditemukan Gliese 581d – planet super Bumi pertama yang berada dalam zona habitasi bintang bermassa kecil. Dan di tahun 2009, Mayor dan tim kembali menemukan exoplanet paling ringan yang mengelilingi bintang normal. Selain itu ditemukan Gliese 581e dan yang paling baru adalah dunia yang berpotensi diselubungi lava dengan kerapatan mirip dengan Bumi.

Dalam melakukan pengamatan, Konsorsium HARPS sangat selektif saat memilih targetnya. Mereka memilih untuk mlakukan pencarian planet dengan mengamati beberapa bintang serupa Matahari, bintang katai bermassa rendah atau bintang yang memiliki kandungan logam lebih sedikit dari Matahari. Dan dari pengamatan tersebut, jumlah exoplanet di sekeliling bintang katai M meningkat drastis termasuk di dalamnya planet super Bumi dan beberapa planet raksasa yang justru jadi tantangan baru dalam memahami pembentukan planet.

Menurut Xavier Bonfils, salah satu penulis dalam penemuan ini, “dengan mentargetkan bintang katai M, jauh lebih memungkinkan untuk bisa menemukan exoplanet dengan massa dan temperatur super Bumi dan sebagian di antaranya berada dekat atau di dalam zona habitasi di sekitar bintang.” Tim ini juga menemukan 3 kandidat exoplanet di sekeliling bintang yang kekurangan logam (logamnya hanya sedikit). Bintang tipe ini sebenarnya diperkirakan sangat kecil kemungkinan untuk membentuk planet dari piringan kaya logam di sekeliling bintang muda. Namun, pada bintang tipe miskin-logam ini ditemukan planet dengan massa beberapa massa Jupiter. Penemuan ini jadi penting dalam mempertimbangkan kembali model pembentukan planet.